1.Penjelasan fotosintesis
Proses Terjadinya Fotosintesis pada Tumbuhan
Proses fotosintesis secara utama terjadi pada tumbuh-tumbuhan, ganggang,
dan beberapa jenis bakteri, tetapi fotosintesis ini secara tidak
langsung membantu semua organisme di bumi, termasuk manusia. Organisme
yang melakukan fotosintesis menghasilkan makanannya sendiri, sehingga
disebut fotoautotrof.
Organisme-organisme ini, terutama tumbuhan, mengubah karbon dioksida
menjadi senyawa organik dengan menggunakan energi yang diambil dari
cahaya matahari. Proses ini juga dikenal sebagai proses fiksasi karbon,
karena proses ini menghasilkan beberapa senyawa karbon yang menyimpan
energi kimia yang digunakan untuk perkembangan sel.
Proses fotosintesis dapat dijabarkan dalam langkah-langkah berikut:
- Karbon dioksida di udara masuk ke daun tumbuhan melalui stomata.
- Air masuk ke daun, terutama melalui akar tumbuhan. Air masuk ke akar
tumbuhan dan kemudian air tersebut disalurkan ke daun melalui batang.
- Ketika sinar matahari jatuh ke permukaan daun, klorofil menangkap
energi dari cahaya tersebut. Klorofil adalah pigmen hijau yang terdapat
di daun tumbuhan.
- Energi digunakan untuk mengubah air menjadi hidrogen dan oksigen.
Hidrogen digabungkan dengan karbon dioksida untuk menghasilkan makanan
bagi tumbuhan tersebut, sedangkan oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan
melalui stomata.
Rumus seluruh proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6CO₂ + 6H₂O + Cahaya Matahari ----> C₆H₁₂O₆ + 6O₂
CO₂ = karbon dioksida
H₂O = air
C₆H₁₂O₆ = glukosa
O₂ = oksigen
Fotosintesis juga berguna bagi manusia dan hewan karena proses ini
membantu menjaga tingkat oksigen dan karbon dioksida yang ada di udara.
Hampir semua oksigen yang ada di udara berasal dari proses ini. Energi
kimia yang disimpan oleh tanaman berpindah ke hewan dan manusia ketika
tumbuhan dikonsumsi.
Fotosintesis ialah proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh
tumbuhan yang menggunakan air (H2O), karbondioksida (CO2) dengan
membutuhkan bantuan energi cahaya matahari sehingga menghasilkan dapat
zat makanan dan juga Oksigen (O2). Atau definisi Fotosintesis yang
lainnya yaitu suatu proses meengolah / pembentukan bahan organik seperti
karbohidrat yang berasal dari air dan juga karbondioksida dengaan
bantuan energi cahaya matahari.
Proses fotosintesis dapat dilakukan oleh tumbuhan hijau, alga dan
juga bakteri yang mempunyai klorofil (zat hijau daun) pada siang hari.
Kenaapa terjadi pada siang hari? karena guna melakukan proses
fotosintesis tumbuhaan membutuhkan eneergi cahaya matahari. Tumbuhan
dapat menyerap energi cahaya matahari karena memiliki pigmen yang
disebut klorofil, pigmen inilah yang memberikan warna hiijau di daun
tumbuhan. Klorofil ada dalam organel yang disebut juga dengan kloroplas.
Umumnya energi dari fotosintesis dihasilkan paada daun akan tetapi bisa
juga terjadi pada organ atau bagian tumbuhan lainnya yang mempunyai zat
hijau.
Reaksi fotosintesis ada 2 yaitu:
a. Reaksi Terang (Light-Dependent Reaction)
Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid yang di dalamnya terdapat
pigmen klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan yaitu karoten.
Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya ungu, biru, dan merah lebih baik
daripada warna cahaya lain.
Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energi cahaya. Energi cahaya
yang diserap oleh membran tilakoid akan menaikkan elektron berenergi
rendah yang berasal dari H2O. Elektron-elektron bergerak dari klorofil a
menuju sistem transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari ADP + P).
Elektron-elektron berenergi ini juga ditangkap oleh NADP+. Setelah
menerima elektron, NADP+ segera berubah menjadi NADPH. Molekul-molekul
ini (ATP dan NADPH) menyimpan energi untuk sementara waktu dalam bentuk
elektron berenergi yang akan digunakan untuk mereduksi CO2. Reaksi
terang melibatkan dua jenis fotosistem, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. Apakah sebenarnya fotosistem itu?
Telah dijelaskan di depan bahwa dalam tilakoid terdapat beberapa pigmen
yang berfungsi menyerap energi cahaya. Pigmen-pigmen itu antara lain
klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan karotenoid. Setiap jenis
pigmen menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Molekul klorofil dan pigmen asesori (tambahan) membentuk satu kesatuan
unit sistem yang dinamakan fotosistem. Setiap fotosistem menangkap
cahaya dan memindahkan energi yang dihasilkan ke pusat reaksi, yaitu
suatu kompleks klorofil dan protein-protein yang berperan langsung dalam
fotosintesis.
Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan pigmen tambahan yang menyerap
kuat energi cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga sering
disebut P700. Sementara itu, fotosistem II tersusun atas klorofil a yang
menyerap kuat energi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm sehingga
sering disebut P680.
Ketika suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu
dilewatkan dari suatu molekul pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga
mencapai pusat reaksi. Setelah energi sampai di P700 atau di P680 pada
pusat reaksi, sebuah elektron kemudian dilepaskan menuju tingkat energi
lebih tinggi.
Elektron berenergi ini akan disumbangkan ke akseptor elektron. Dalam
reaksi terang, terdapat 2 jalur perjalanan elektron, yaitu jalur
elektron siklik dan jalur elektron nonsiklik.
1) Jalur elektron siklik
Jalur elektron siklik dimulai setelah kompleks pigmen fotosistem I
menyerap energi matahari. Pada jalur ini, elektron berenergi tinggi (e-)
meninggalkan pusat reaksi fotosistem I, tetapi akhirnya elektron itu
kembali lagi.
Elektron berenergi (e-) meninggalkan fotosistem I (pusat reaksi klorofil
a) dan ditangkap oleh akseptor elektron kemudian melewatkannya dalam
sistem transpor elektron sebelum kembali ke fotosistem I. Jalur elektron
siklik hanya menghasilkan ATP.
Namun, sebelum kembali ke fotosintem I, elektron-elektron itu memasuki
sistem transpor elektron, yaitu suatu rangkaian protein pembawa yang
mengalirkan elektron dari satu protein pembawa ke protein pembawa
berikutnya. Ketika elektron melalui protein pembawa ke protein pembawa
berikutnya, energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP dilepaskan
dan disimpan dalam bentuk gradien hidrogen (H+). Saat ion hidrogen ini
melalui gradien elektrokimia melalui kompleks ATPsintase, terjadilah
pembentukan ATP.
ATP terbentuk karena adanya penambahan gugus fosfat pada senyawa ADP
yang diatur oleh energi cahaya sehingga prosesnya disebut
fotofosforilasi.
2) Jalur elektron nonsiklik
Reaksi ini dimulai ketika kompleks pigmen fotosistem II (P 680) menyerap
energi cahaya dan elektron berenergi tinggi meninggalkan molekul pusat
reaksi (klorofil a). Fotosistem II mengambil elektron dari hasil
penguraian air (fotolisis) dan menghasilkan oksigen melalui reaksi
berikut.
Oksigen dilepaskan oleh kloroplas sebagai gas oksigen. Sementara itu,
ion hidrogen (H+) untuk sementara waktu tinggal di ruang tilakoid.
Elektron-elektron berenergi tinggi yang meninggalkan fotosistem II
ditangkap oleh akseptor elektron dan mengirimnya ke sistem transpor
elektron. Elektron-elektron ini melewati satu pembawa ke pembawa lainnya
dan energi untuk pembentukan ATP dikeluarkan dan disimpan dalam bentuk
gradien hidrogen (H+). Ketika ion-ion hidrogen melewati gradien
elektrokimia serta kompleks sintase ATP, terbentuklah ATP secara
kemiosmosis.
Sementara itu, elektron-elektron berenergi rendah meninggalkan sistem
transpor elektron menuju fotosistem I. Ketika fotosistem I menyerap
energi cahaya, elektron-elektron berenergi tinggi meninggalkan pusat
reaksi (klorofil a) dan ditangkap oleh akseptor elektron. Selanjutnya,
sistem transpor elektron membawa elektron-elektron ini ke NADP+. Setelah
itu, NADP+ mengikat ion H+ terjadilah NADPH2, seperti reaksi berikut.
Dengan demikian jalur elektron nonsiklis menghasilkan ATP dan NADPH2.
NADPH2 dan ATP yang dihasilkan dalam elektron nonsiklik akan digunakan
dalam reaksi tahap kedua (reaksi gelap) sintesis karbohidrat.
b. Reaksi Gelap (Light-Independent Reaction)
Reaksi gelap merupakan reaksi tahap kedua dari fotosintesis. Disebut
reaksi gelap karena reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Reaksi gelap
terjadi di dalam stroma kloroplas.
Reaksi gelap pertama kali ditemukan oleh Malvin Calvin dan Andrew
Benson. Oleh karena itu, reaksi gelap fotosintesis sering disebut siklus
Calvin-Benson atau siklus Calvin. Siklus Calvin berlangsung dalam tiga
tahap, yaitu fase fiksasi, fase reduksi, dan fase regenerasi. Pada fase
fiksasi terjadi penambatan CO2 oleh ribulose bifosfat (Ribulose
biphosphat = RuBP) menjadi 3-fosfogliserat (3- phosphoglycerate = PGA).
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim ribulose bifosfat karboksilase
(Rubisco).
Kapan glukosa terbentuk? Setiap 6 atom karbon yang memasuki siklus
Calvin sebagai CO2, 6 atom karbon meninggalkan siklus sebagai 2 molekul
PGAL atau G3P, kemudian digunakan dalam sintesis glukosa atau
karbohidrat lain (perhatikan kembali siklus Calvin di atas).
Reaksi endergonik antara 2 molekul G3P atau PGAL menghasilkan glukosa
atau fruktosa. Pada beberapa tumbuhan, glukosa dan fruktosa bergabung
membentuk sukrosa atau gula pada umumnya. Sukrosa dapat dipanen dari
tanaman tebu atau bit. Selain itu, sel tumbuhan juga menggunakan glukosa
untuk membentuk amilum atau selulosa.
Berdasarkan tipe pengikatan terhadap CO2 selama proses fotosintesis
terdapat tiga jenis tumbuhan, yaitu tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman
CAM.
Jalur fiksasi CO2 yang telah kita pelajari di depan merupakan jalur
fiksasi CO2 pada tanaman C3, misalnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman
C3 siklus Calvin terjadi di sel-sel mesofil.
Bagaimana dengan tanaman C4 dan CAM? Apakah siklus Calvin juga terjadi
dalam sel-sel mesofil? Apa perbedaan ketiga jenis tanaman tersebut dalam
fiksasi CO2? Diskusikan dengan teman sebangku Anda perbedaan antara C3,
C4, dan CAM dalam fiksasi CO2.
Pada tanaman C4, CO2 yang diikat sel-sel mesofil akan diubah terlebih
dulu menjadi oksaloasetat (senyawa 4C), setelah bereaksi dengan PEP
(fosfoenolpiruvat). Penggabungan ini dikatalisir oleh PEP karboksilase.
Selanjutnya dengan bantuan NADPH2, oksaloasetat diubah menjadi malat
(senyawa 4C). Senyawa ini kemudian memasuki sarung berkas pembuluh.
Malat, dalam sel-sel sarung berkas pembuluh, mengalami dekarboksilasi
menjadi piruvat dan CO2. Selanjutnya, CO2 memasuki jalur siklus Calvin.
1) Di daerah mesofil:
2) Di sarung berkas pengangkut
Jalur C4 lebih efisien daripada tanaman C3 dalam hal fiksasi CO2.
Mengapa demikian? Sistem fiksasi CO2 pada tanaman C4 bekerja pada
konsentrasi CO2 jauh lebih rendah (sebesar 1–2 ppm) daripada pada sistem
C3 (> 50 ppm).
Dengan demikian, pada hari yang amat panas, tanaman C4 menutup
stomatanya untuk mengurangi kehilangan air, tetapi tetap dapat
memperoleh CO2 untuk keperluan fotosintesisnya. Alasan inilah yang
menyebabkan tanaman C4 mampu beradaptasi pada habitat dengan suhu
tinggi, kelembapan rendah, dan sinar matahari terik pada siang hari.
Beberapa tanaman yang hidup di daerah kering dan panas, misalnya kaktus,
lili, dan anggrek memiliki cara khusus dalam penambatan CO2 untuk
proses fotosintesis. Pada umumnya tanaman mengikat (memfiksasi) CO2 pada
siang hari, tetapi pada tanaman yang hidup di daerah kering pengikatan
CO2 terjadi pada malam hari sehingga tanaman-tanaman tersebut memiliki
tipe khusus yang dinamakan crassulacean acid metabolism (CAM).
Crassulaceae merupakan suatu familia dalam taksonomi tubuh. Tanaman ini
memiliki batang yang mengandung air atau sukulen.
Seperti halnya tanaman C4, tanaman yang termasuk dalam familia
Crassulaceae menambat CO2 dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan
mengubahnya menjadi oksaloasetat, tetapi dalam waktu berlainan. Pada
tanaman familia Crassulaceae penambatan CO2 terjadi pada malam hari
ketika stomatanya membuka. Oksaloasetat yang diubah menjadi malat akan
disimpan dalam vakuola. Ketika stomata menutup pada siang hari, malat
mengalami reaksi dekarboksilasi dan menghasilkan piruvat dan CO2.
Selanjutnya, CO2 memasuki siklus Calvin untuk membentuk PGAL (G3P). Perhatikan skema fiksasi CO2 pada tanaman CAM berikut.
1) Pada malam hari:
2) Pada siang hari:
Proses Respirasi pada Tumbuhan
Proses respirasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
- Penangkapan oksigen dari udara bebas di lingkungan
- Proses transportasi gas gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
- Oksigen masuk ke dalam sel tumbuhan dan mengalami difusi melalui ruang antar sel, sitoplasma dan membran sel.
- Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui proses difusi juga ke dalam ruang antar sel.
- Setelah O2 diambil dari udara bebas kemudian, mulailah proses
respirasi yang terdiri dari tahapan glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus asan nitrat dan transpor elektron.
Tahapannya terdiri dari:
Glikolisis merupakan tahapan perubahan glukosa dipecah menjadi dua
molekul asan piruvat (beratom C3). Peristiwa ini terjadi di sitosol.
Pada tahap glikolisis ini menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi dan 2
molekul NADH yang digunakan untuk transpor elektron. Asam piruvat
selanjutnya diproses dalam tahap sekarboksilasi oksidatif. Pada
respirasi anaerop, Asam piruvat akan diubah menjadi karbondioksida (CO2)
dan etil alkohol. Pada respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan
hanya dua molekul untuk satu molekul glukosa. Namun jumlahnya masih
sangat jauh dari ATP yang dihasilkan respirasi aerob yaitu sebanyak 36
ATP. Enzim- enzim yang berperan dalam glikolisis yaitu enzim
heksokinase, aldolase, triosa fosfat isomerase, fosfoheksokinase,
fosfofruktokinase, enolase, fosfat dehidrogenase, piruvat kinase dan
fosfoglisero mutase.
Manfaat Glikolisis, yaitu sebagai berikut:
- Mereduksi 2 molekul NAD_ menjadi NADH
- Merombak molekul heksosa dan dihasilkan 2 molekul ATP
- Dihasilkan senyawa senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku sintesis berbagai senyawa dalam tumbuhan.
Dekarboksilasi oksidatif yaitu pengubahan asam piruvat menjadi asetil
KoA dengan melepaskan CO2. Persitiwa ini terjadi di sitosol. Selain
Asetil KoA hasil lainnya adalah NADH. Asetil KoA akan diproses dalam
siklus asan sitrat sedangkan NADH akan digunakan dalam transpor
elektron.
Siklus krebs atau disebut juga daur krebs atau daur asam sitrat atau
daur trikarboksilat merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob
menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs ini terjadi di
dalam metriks membran mitokondria. Dalam tahap ini beberapa senyawa
dihasilkan seperti molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan
tiga molekuh NADH yang digunakan dalam transpor elektron serta dua
molekul karbondioksida.
Fungsi utama dari siklus krebs ini adalah :
- Mengurangi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi membentuk ATP.
- Sebagai tempat sintesis ATP secara langsung.
- Pembentukan kerangka carbon dalam sintesis asam amino tertentu dan kemudian dikonversi membentuk senyawa yang lebih besar.
Dari siklus krebs akan dihasilkan elektron dan ion H+ lalu dibawa
sebagai NADH2 dan FADH2 kemudian dioksidasi dari sistem pengangkutan
elektron dan terbentuk H2) sebagai hasil sampingan respirasi. Oleh
karena itu hasil dari respirasi adalah CO2 dan H2O. Produk sampingan
tersebut kemudian dibuang keluar tubuh melalui stomata pada tumbuhan.
Transfer elektron merupakan rangkaian reaksi yang melibatkan pembawa
elektron. Proses ini terjadi di membran mitokondria. Reaksi ini dibantu
oleh enzim enzim seperti sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein.
Reaksi transfer inilah yang menghasilkan H2O.
Lintasan ini merupakan reaksi yang berbeda dari glikolisi maupun
siklus krebs. Lintasan Pentosa Fosfat (LPF) berlangsung di sitosol dan
terbentuk dari lima senyawa atom karbon. Reaksi lintasan LPF ini
melibatkan glukosa 6P yang kemudian dioksidasi oleh enzim dehidrogenase
membentuk senyawa 6-fosfogluko-nonlakton dan dihidrolisis menjadi
6-fosfoglukonat oleh suatu enzim laktonase. Reaksi hasil dari LPF yaitu
pentose fosfat. Fungsi dari LPF ini yaitu memproduksi NADH yang kemudian
dioksidasi menjadi ATP. Selain itu juga pembentukan senyawa fenolik
seperti sianin dan lignin dan menghasilkan bahan baku unit ribosa dan
deoksiribosa pada nukleotida RNA dan DNA.
Manfaat Respirasi bagi Tumbuhan
Proses
respirasi ini sangat penting untuk tumbuhan dan memiliki manfaat-
manfaat seperti pemecahan senyawa organik, dari pemecahan tersebut
dihasilkan senyawa- senyawa antara yang penting sebagai pembentuk tubuh
(Building block). Senyawa- senyawa tersebut meliputi:
- Asam amino untuk protein
- Nukleotida untuk asam nukleat
- Prazat karbon untuk pigmen profirin (contoh klorofil dan sitokrom),
lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid (antosianin) dan senyawa
aromatik lainnya seperti lignin.
Hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O. Perubahan substrat
menjadi CO2 dan H2O tidak semuanya melainkan beberapa sisanya digunakan
dalam proses anabolik, terutama dalam sel yang sedang tumbuh. Beberapa
senyawa lainnya dalam proses oksidasi sempurna digunakan untuk
mensintesis molekul lain untuk pertumbuhan.
Tujuan Metabolisme
Berdasarkan tujuannya, metabolisme dibagi menjadi dua yaitu katabolisme dan anabolisme.
- Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul besar lalu produk akhirnya adalah molekul kecil.
- Anabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya molekul kecil lalu produk akhirnya adalah molekul besar.
Baik katabolisme dan metabolisme tersebut pun masing-masing memiliki
banyak contoh. Beberapa proses katabolisme dan metabolisme yang akan
dibahas di sini antara lain adalah metabolisme karbohidrat, lemak, dan
juga protein. Namun, kita akan lebih memfokuskan kepada yang paling
penting yaitu metabolisme karbohidrat.
Katabolisme Karbohidrat
Katabolisme karbohidrat meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi
monosakarida dan pemakaian glukosa (monosakarida) dalam proses respirasi
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Pemecahan polisakarida menjadi disakarida seperti glukosa,
galaktosa, dan fruktosa terjadi di sepanjang saluran pencernaan dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan. Di dalam mulut, enzim ptialin yang
terdapat dalam air ludah akan menghidrolisis pati menjadi maltosa yang
merupakan disakarida glukosa. Di dalam usus dua belas jari, getah
pankreas yang mengandung enzim amilase juga akan menghidrolisis pati
seperti enzim ptialin. Kemudian, disakarida (laktosa, sukrosa, dan
maltosa) dan polimer glukosa akan dipecah menjadi monosakarida oleh
empat enzim yaitu laktase, sukrase, maltase, dan destrinase. Laktosa
dipecah menjadi molekul glukosa dan galaktosa. Sukrosa dipecah menjadi
molekul glukosa dan fruktosa. Maltosa akan dipecah menjadi
molekul-molekul glukosa.
Hubungan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Berikut ini adalah hubungan antara beberapa jenis metabolisme yang disebutkan di atas.
Dibandingkan protein dan karbohidrat, mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak lebih memberikan rasa kenyang. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan metabolisme lemak untuk menghasilkan energi lebih besar. Lemak
adalah senyawa karbon yang paling tereduksi, sedangkan karbohdrat dan
protein lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak
menyimpan energi dan jika dibakar sempurna akan membebaskan energi lebih
banyak. Hal ini berhubungan dengan pembebasan elektron yang lebih
banyak. Berdasrkan perhitungan, ATP yang dihasilkan lemak akan berjumlah
44, lebih banyak 8 ATP dibanding yang dihasilkan melalui metabolisme
protein dan karbohidrat.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
Adapun faktor-faktor yang bisa mempengaaruhi proses fotosintesis, diantaranya adalah seperti di bawah ini:
1.Ketersediaan air
Kekurangan kadar air dapat menyebabkan daun layu dan stomata pada
daun menutup, sehingga akan menyebaabkan penyerapan karbondioksida
berkurang.
2.Konsentrasi karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida-pun bisa mempengaruhi proses fotosintesis,
karena semakin tinggi Konsentrasi karbondioksida maka akan semaakin
meningkatkan laju dari fotosintesis.
3.Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya matahari bisa berpengaruh pada proses fotosintesis,
karena energi cahaya matahari saangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
melakukan proses ini. Karena semakin tiinggi intensistas cahaya matahari
maka akan semakin banyak energi yang dibentuk sehingga bisa mempercepat
proses fotosintesis. Tapi apabila intensitas cahaya terlalu tinggi
dapat menyebabkan rusaknya klorofil pada tumbuhan.
3.Fungsi atau manfaat fotosintesis
Fungsi utama dari fotosintesis adalah untuk menproduksi zat makanan
yang berupa gulkosa / gula. Karena gulkosa menjadi bahan yang paling
utama dalam pembuatan zat makanan lainnya seperti lemak dan protein pada
tumbuuhan. Zat tersebut nantinya akan menjadi makanan untuk manusia dan
juga hewan.
Fungsi lain dari fotosintesis adalah bisa membersihkan udara dari
pencemaran dengan cara mengurangi kadar karbondioksidan di udara kaarena
karbondioksida merupakan bahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau
untuk melakukan forosintesis. Dan sebagai hasilnya selain zat makanan
akan dihasilkan juga Oksigen yang sangat diperlukan guna kelangsungan
hidup manusia dan hewan di muka bumi.
Kemampuan tumbuhan untuk meelakukan fotosintesis selama hidupnya
membuat sisa-sisa tumbuhan yang hidup di masa lampau tertimbun oleh
tanah selama berjuta-juta tahun dan akan menjadi batubara yang bisa
digunakan oleh manusia sebagai sumber enegri.
4. MANFAAT FOTOSINTESIS UNTUK LINGKUNGAN
Selain menghasilkan energi, tumbuhan juga memiliki hasil
sampingan, yaitu oksigen. Tentu saja, oksigen sangat bermanfaat bagi
makhluk hidup lainnya, termasuk manusia untuk bernafas.
Selain menghasilkan oksigen, fotosintesis juga memerlukan
karbon dioksida sehingga gas ini diserap oleh daun. Ketika gas karbon
dioksida diserap, maka udara sekitar akan semakin bersih dan segar.
Hasil fotosintesis sebagai cadangan makanan disimpan melalui
berbagai bentuk, seperti buah dan umbi. Cadangan makanan tumbuhan
inilah yang akhirnya dikonsumsi oleh hewan dan manusia sebagai makanan.
Buah, umbi, atau pun berbagai bagian tumbuhan yang bisa
dikonsumsi oleh manusia juga mengandung berbagai mineral dan vitamin
yang penting.
Tumbuhan sangat baik membagi hasil masakannya kepada
manusia. Jadi, manusia pun harus baik pada tumbuhan dengan menjaga
tumbuhan, dengan cara menyiramnya, memberi pupuk, dan tidak menebang
pohon sembarangan.